Friday, April 30, 2010

makalah ontologi by: futho uin ml9

ONTOLOGI

A. Pengertian Ontologi
1. Menurut bahasa,
ontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu : On/Ontos = ada, dan Logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada.
2. Menurut istilah,
ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun rohani/abstrak (Bakhtiar , 2004).
3. Menurut Suriasumantri (1985),
ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan :
a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,
b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan
c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.
4. Menurut Soetriono & Hanafie (2007)
ontologi yaitu merupakan azas dalam menerapkan batas atau ruang lingkup wujud yang menjadi obyek penelaahan (obyek ontologis atau obyek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realita (metafisika) dari obyek ontologi atau obyek formal tersebut dan dapat merupakan landasan ilmu yang menanyakan apa yang dikaji oleh pengetahuan dan biasanya berkaitan dengan alam kenyataan dan keberadaan.
5. Menurut Pandangan The Liang Gie
Ontologi adalah bagian dari filsafat dasar yang mengungkap makna dari sebuah eksistensi yang pembahasannya meliputi persoalan-persoalan :
Apakah artinya ada, hal ada ?
Apakah golongan-golongan dari hal yang ada ?
Apakah sifat dasar kenyataan dan hal ada ?
Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori-kategori logis yang berlainan (misalnya objek-objek fisis, pengertian universal, abstraksi dan bilangan) dapat dikatakan ada ?
6. Menurut Ensiklopedi Britannica Yang juga diangkat dari Konsepsi Aristoteles
Ontologi Yaitu teori atau studi tentang being / wujud seperti karakteristik dasar dari seluruh realitas. Ontologi sinonim dengan metafisika yaitu, studi filosofis untuk menentukan sifat nyata yang asli (real nature) dari suatu benda untuk menentukan arti , struktur dan prinsip benda tersebut. (Filosofi ini didefinisikan oleh Aristoteles abad ke-4 SM)

B. Pokok Pemikiran Ontologi
Menurut Bakhtiar (2004), di dalam pemahaman ontologi dapat dikemukakan pandangan-pandangan poko pemikiran sebagai berikut :


I. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani.Paham ini kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Menurut Rapar dalam Soetriono & Hanafie (2007), materialisme menolak hal-hal yang tidak kelihatan. Baginya, yang ada sesungguhnya adalah keberadaan yang semata-mata bersifat material atau sama sekali tergantung pada material.
b. Idealisme
Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Menurut Rapar dalam Soetriono & Hanafie (2007), segala sesuatu yang tampak dan terwujud nyata dalam alam indrawi hanya merupakan gambaran atau bayangan dari yang sesungguhnya, yang berada di dunia idea
II. Dualisme
Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani. Dualisme mengakui bahwa realitas terdiri dari materi atau yang ada secara fisis dan mental atau yang beradanya tidak kelihatan secara fisis.
III. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk ini semuanya nyata.
IV. Nihilisme
Nihilisme berasal dari bahasa Latin yang berati nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang tidak mengakui validitas alternatif yang poditif
V. Agnotiisme
Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik hakikat materi maupun hakikat rohani.

C. Dasar Ontologi Ilmu
Secara ontologis, ilmu membatasi masalah yang dikajinya hanya pada masalah yang terdapat pada ruang jangkauan pengalaman manusia. Istilah yang dipakai untuk menunjukkan sifat kejadian yang terjangkau fitrah pengalaman manusia disebut dengan dunia empiris.
Ilmu mempelajari berbagai gejala dan peristiwa yang menurut anggappannya mempunyai manfaat bagi kehidupan manusia. Berdasarkan obyek yang ditelaahnya, maka ilmu dpat dissebut sebagai pengetahuan empiris. Inilah yang merupakan salah satu ciri ilmu yakni orientasi terhadap dunia empiris.
Ilmu bertujuan untuk mengerti mengapa suatu hal terjadi, dengan membatasi diri pada hal-hal yang asasi. Atau dengan perkataan lain, proses keilmuan bertujuan untuk memeras hakekat obyek empiris tertentu, untuk mendapatkan sari berupa pengetahuan mengenai obyek tertentu.
Untuk mendapatkan pengetahuan ini ilmu membuat beberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyek empiris. Asumsi ini diperlukan sebagai arah dan landasan bagi kegiatan penelaahhan kita. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima asumsi yang dikemukakannya.
Suriasumantri (1985), merinci tiga asumsi mengenai obyek empiris yang dimiliki oleh ilmu, yaitu (1) menganggap obyek-obyek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya; (2) menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu; (3) menganggap tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap dengan urut-urutan kejadian yang sama. Hal ini disebut determinisme. Determinisme dalam pengertian ilmu bersifat peluang (probabilistik).














KESIMPULAN

Ternyata ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia semakin lama semakin berkembang dan selalu ada pikiran-pikiran baru tentang suatu hal yang berbeda yang dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri dan orang lain
Ilmu ternyata merupakan sebuah dunia yang memiliki karakter dasar, prinsip dan struktur yang kesemuanya itu menentukan arah dan tujuan pemanfaatan ilmu.
Karakter dasar, prinsip dan struktur ilmu dibangun oleh para pendiri ilmu modern pada masa keilmuan dimana saat itu para pendiri ilmu modern menyadari bahwa hidup manusia memiliki tujuan yaitu membangun peradaban ummat manusia dan untuk mencapai tujuannya manusia membutuhkan alat. Alat itu adalah ilmu.










DAFTAR PUSTAKA

Sistematika Filsafat, Buku 1, Sidi Gazalba Drs, Bulan Bintang, Jakarta 1973.
Suatu Konsepsi Ke Arah Penertiban Bidang Filsafat, The Liang Gie. Drs., Karya Kencana, Yogyakarta, 1977,
Filsafat Ilmu,Dr.Amsal Baktiar,M.A.
Ensiklopedia Britannica, dalam Wikipedia
http://hilda08.wordpress.com/filsafat-ilmu_ontologi-pengetahuan/

makalah ontologi